Minggu, 22 Juli 2012

PENGALAMAN HIDUP

hai semua orang yang aku sayangi.....
Perkenalkan namaku FARIT LIZA, dulu orang memanggilku dengan nama Oza, tapi sekarang aku sering dipanggil dengan nama FARIT .Aku lahir di Semarang pada tanggal 20 September 2004 di Rumah Sakit Ibu dan Anak BAHAGIA.
Aku lahir dari seorang ibu yang bernama EVIYANTI WIDIYASTUTI dan ayahku namanya JAJANG KUSUMA
Aku lahir dengan normal dengan berat badan 3 kg dan panjang 50 cm.Kata mama ku aku lahir dengan mudah dan cepat,tanpa memerlukan proses yang lama.

Dari bayi sampai aku berumur 2 tahun aku hampir jarang sakit.Paling batuk pilek atau diare diberi obat trus sembuh.
Sampai suatu hari di tahun 2006 aku demam tinggi sampai harus rawat inap dirumah sakit selama 3 hari,karena takutnya dokter ku aku kena demam berdarah atau typhus,tapi setelah dicek laboratnya semua negatif hasilnya sampai dokter ku juga bingung trus aku hanya diberi antibiotik aja,akhirnya karena aku udah baikan dan hasil labnya negatif aku pulang kerumah.

Pada bulan February 2007 tiba tiba aku demam tinggi lagi dan mamaku kembali membawa aku ke dokter Hapsari untuk memeriksakan aku dan dr.Hapsari menyuruh mamaku untuk cek laborat lagi.

Dari hasil lab tersebut Dr.Hapsari bilang dia tidak menemukan adanya Demam Bedarah ataupun typhus cuma dr.hapsari bilang untuk anak cowok biasanya kadar hemoglobin nya minimal 12 tapi kenapa waktu itu aku hanya 9 saja.Akhirnya dr.Hapsari memberiku resep antibiotik dan vitamin lagi dan beberapa hari kemudian aku sudah sembuh lagi.

Selama rentang waktu dr bulan February sampai Mei 2007 kata mamaku aku sering jatuh tiba-tiba bahkan pernah suatu pagi saat aku bangun pagi aku tidak mau jalan karena kaki ku terasa sakit sekali.Kemudian ayahku memancingku agar mau jalan aku disuruh naik tangga karena kesukaanku waktu itu adalah naik turun tangga.akhirnya aku mau jalan lagi dan sudah tidak terasa sakit lagi.
Namun itulah sebenarnya awal dari sakitku.

Pada tanggal 10 Maret 2007 aku punya adik yang bernama FAREL CAKRA SYACHPUTRA, aku senang sekali karena aku bisa punya teman bermain.
Namun disaat aku bahagia dengan kehadiran adikku pada bulan Mei 2007 wajahku terlihat pucat sekali dan mamaku membawaku untuk cek laborat.
Pada sore hari dengan membawa hasil laborat itu mama dan ayahku membawaku ke dokter,dan alangkah terkejutnya kedua orang tuaku karena dokter bilang kadar HB ku tinggal 7 dan dokter menyuruh kedua orang tuaku untuk membawa aku ke dokter spesial darah.
Akhirnya aku dibawa ke dr.Bambang Sudarmanto,dan aku harus melakukan sejumlah test tentang darah dan setelah hasil laboratnya selesai orang tuaku membawaku kembali menemui dr.bambang dan dokter itu berkata bahwa aku terkena thalasemia minor dan harus menjalani transfusi darah. Dokter tersebut berharap hanya dengan sekali transfusi mudah mudahan sudah bisa menolongku.
Paginya mamaku membawaku ke rumah sakit Dr.Kariadi untuk menjalani transfusi darah,ayahku pergi ke PMI untuk mencari darah yg sama dg golongan darahku tapi ternyata disana sedang kosong sehingga ayahku harus mencari sendiri.Itulah pertama kalinya aku menjalani transfusi darah agar kadar HB ku bisa normal,dan paginya setelah dicek kadar HB ku sudah naik menjadi 10 dan aku diperbolehkan pulang.
Hari hari ku selanjutnya berjalan seperti biasa.namun ternyata setelah 1 bulan berlalu tiba tiba aku kembali pucat lagi dan orang tuakupun akhirnya memeriksakan kembali aku kelaborat untuk mengecek kadar HB ku lagi.
Saat hasil laborat tersebut di bawa ke dr.Bambang ternyata kadar HB ku sudah menurun lagi menjadi 6 hanya dalam jangka waktu 1 bulan.Orang tuaku menanyakan pada dr.Bambang kenapa aku bisa seperti ini,dan dokter itu bilang aku harus bersyukur karena tidak setiap minggu aku transfusi karena jika thalasemia mayor bisa setiap minggu bahkan ada yg harus setiap 3 hari sekali. Aku pun harus menjalani transfusi yang ke 2.
Hingga bulan berikutnya tiba tiba yang biasanya hanya kadar HB ku saja yang turun kali ini yang ikut turun adalah trombositku.Dan orang tuaku menanyakan pada dokter tapi jawaban dokter itu katanya tidak apa apa kadang begitu nanti jika ditransfusi akan naik sendiri.Tapi ternyata justru trombositku semakin turun terus dan dokter menyuruh ku untuk menjalani test yang disebut BMP(Bone Marrow) yaitu pengambilan sampel darah dari sumsum tulang belakangku agar mengetahui ada apa dengan trombositku atau penyakit apa yang ada didalam tubuhku.Orang tuaku disuruh berpikir dulu karena hanya itu satu satunya jalan untuk mengetahui penyakitku dan dokter itu bilang dia tidak ingin menakut-nakuti orang tuaku tapi kata dokter itu ada indikasi ke arah Leukemia.Kamipun kembali kerumah tapi dokter itu bilang jika ada apa apa denganku cepat bawa ke rumah sakit.Ternyata paginya tiba tiba badanku panas tinggi dan menggigil,orang tuaku akhirnya membawa aku ke RS.Panti Wilasa Citarum dan memutuskan setuju untuk melakukan test BMP padaku.
Tapi karena kadar Trombositku terlalu rendah juga HB ku aku harus menjalani transfusi darah putih dulu.Setelah mencukupi kadar trombositku aku menjalani test BMP.Selama 1 minggu aku berada di rumah sakit tersebut.Akupun diperbolehkan pulang kerumah sambil menunggu hasil BMP ku yang kurang lebih 1 minggu baru terlihat hasilnya.
Orang tuaku tiada henti berdoa setiap hari memohon yang terbaik untukku dan berharap bahwa sakitku bukan leukemia.
Saat hasil BMP telah jadi orang tuaku membawa hasil BMP ku pada dr. Bambang dan ternyata perkiraan dokter tersebut bahwa aku terkena leukemia adalah benar adanya dan aku harus menjalani serangkaian kemoterapi selama kurang lebih 2 tahun.Orang tuaku pastilah sangat sedih dan shock karena aku terkena leukemia.

Pada bulan Agustus 2007 aku menjalani kemoterapi yang pertama begitu seterusnya hampir setiap minggu aku dimasukkan obat untuk membunuh cancerku.
Mamaku selalu setia menemaniku dan tiada henti berdoa memohon kepada Tuhan agar aku diberi jalan kesembuhan.
Banyak biaya yang sudah dikeluarkan oleh kedua orang tuaku sampai - sampai ayahku meminta ijin di kantor untuk membayar secara menyicil karena biaya yang over limit dari yang di tanggung pihak asuaransi.
Hingga suatu hari Ayahku membawa kabar menggembirakan bahwa pimpinan perusahaan di mana tempat ayahku bekerja menyuruh kami untuk melakukan cek ulang di singapura apakah aku benar leukemia atau tidak sebagai second opinion. Itu jalan keluar yang tidak pernah terbayangkan oleh ayahku dan mamahku. Entah kenapa, banyak yang memberi perhatian kepada kami pada saat kami kesusahan , khususnya pimpinan kantor ayahku namanya Ibu Lily Koo. Beliau sangat care sama aku sampai - sampai perhatian yang diberikan seperti bagaikan anak kandung sendiri, terima kasih tuhan atas semua kemudahan ini.
Hingga suatu hari ayahku menyempatkan diri untuk memberikan sumbangan ala kadarnya ke anak yatim piatu sebagai ungkapan rasa syukur dan minta doanya semoga aku diberi kesembuhan dan diberi jalan keluar untuk terbebas dari leukimia.
Kebetulan program kemoterapi ku di semarang sedang libur jadi aku bersama orang tuaku berangkat ke singapura.